FOOD AND CRIME PLAN

Aku terduduk dengan kaki yang masih gemetar. Sudah 3 jam dari kejadian -nyaris- mengerikan itu kakiku bergetar gemetar. Meski sudah semangkuk nasi hainan dan semangkuk ayam khas uncke K yang super wuenak masuk ke lambungku, tarikan tangan lelaki yang berniat menjambret tas dan handphoneku tadi masih lekat terasa.

Kita mulai. Aku akan ceritakan kronologi kejadian rencana penjambretannya.
~kami memulai perjalanan dari rumah pukul 20.15 WIB (belum terlalu malam bukan) dengan mengendarai sepeda motor matic, kakakku menyetir dan aku memegang bunga dibelakang, lebih tepatnya bunga aku letakkan di tengah-antara punggung belakang kakak ku dan dadaku-.

Sesampainya dilokasi yang menjadi tujuan, kami mulai bingung mencari rumah yang akan di antari bunga. Lalu aku melihat smartphone-ku, setelah selesai melihat alamat yang kami tuju aku berniat memasukkannya lagi ke dalam tasku yang posisinya juga berada persis dekat bunga tadi. Belum sempat aku memasukkannya, tiba-tiba seorang lelaki berperawakan tinggi dan mengendarai sepeda motor gede menyambar tanganku yang masih memegang hp dengan erat (padahal tanganku sudah kuletakkan ditengah-tengah badan antara punggung kakakku dan dadaku. Sontak kutarik tanganku sekuat-kuatnya dan aku benar-benar syok setelah itu.

Aku seperti akan kehilangan nyawa. Seketika otakku berputar ke wajah ibuku yang sudah sangat baik mau membelikan smartphone sesuai keinginanku, terbayang juga adikku yang harus mengalah memakai smartphone seadanya sedangkan aku sudah dapat smartphone baru. Aaah, andai orangtuaku kaya raya, mungkin tak kan sesakit ini jika smartphone akan di curi orang.

Lalu datanglah 3 orang bapak-bapak yang tadi terlihat sedang berbincang di teras rumahnya mendekat mendengar suara panik kami. Ia menenangkan kami, mengingatkan kami untuk tetap bersyukur kami tidak jatuh dan pencuri itu tidak mendapatkan tas dan hpnya.
Haaaah,,, aku masih lemes.

Setelah sedikit tenang, kami meninggalkan bapak-bapak itu dan menemukan rumah yg kami tuju. Selesai memberikan bunga kami kemudian menuju Medan Fair untuk bertemu salah satu teman kami yang memang sudah menunggu disana untuk makan malam.
Aku masih jantungan :(

Ketika makan, kami melihat dan mendengar orang bersuku indian yang memainkan musik tradisional indian. Musik itu sedikit menenangkanku, tapi tidak juga menghilangkan rasa trauma psikis atas kejadian tadi.
Kami pulang dengan perut lenyang dan pikiran penuh kekhawatiran.
Aku masih merinding.

Ini pelajaran untukku, untukmu juga. Jangan bersikap ceroboh ketika sedang diperjalanan. Sepersekian detik aja kamu lengah, sudah ada mata kaki tangan yang siap mengintai dan menyambarmu.
WASPADALAH kawanku.

Aku percaya, Allah telah menyelamatkanku berkat do'a ibuku. Seketika setelah kejadian itu, aku segera membaca kalimat-kalimat tauhid. Terima kasih Ya Allah sudah memberiku kesempatan menjaga harta pemberian ibuku dan menyelamatkanku dari orang-orang dzolim.

Semoga orang yang berniat jahat tadi segera diberi kesadaran dan tidak akan mengulangi kejahatannya lagi. Aamiin.
Ingat kawan, dimanapun saat ini kamu berada, jangan pernah lupa untuk berdo'a.  Karena Do'a yang menguatkanmu.

Baiklah, semoga cerita mainstream ini tidak menjadi cerita lazim. Semoga cukup aku yang mengalami hal buruk ini dan takkan terulang lagi, semoga kita dijauhkan dari niat-niat jahat dan mencari rejeki yang tidak halal seperti itu.

Sudah tengah malam, sebaiknya kita tidur. Dan, JANGAN LUPA BERDO'A SEBELUM TIDUR. Semoga kita selalu berada dalam lindungan-Nya.
Good nite my dear reader :*

0 komentar:

Post a Comment

 

PAGEVIEWS

FRIENDS