Hii Dumai !!
|
Dumai di siang hari yang terik |
WEDDING INVITATION
Akhirnya bisa menginjakkan kaki di Kota Dumai setelah lima tahun lamanya
meninggalkan kota ini, hehe. Dihubungi oleh Mega kalau dia akan melangsungkan
pernikahannya sekitar dua bulan yang
lalu dan saya diundang sebagai Braidmaid-nya, eh dayang-dayang bahasa indonesianya.
Bukan main kesenengan, terharu juga akhirnya mega ‘pecah telor’ hihi.
|
mega and her bridemaids |
Saya dan Nindy sering berdiskusi tentang keberangkatan dan segala hal
yang harus dipersiapkan untuk datang ke pernikahan Mega. Nindy adalah sahabat
saya yang sekarang sedang mengabdi di Tanjung Samak sebagai Agen Nusantara
Sehat. Saya sendiri masih setia mengadu nasib di kota Medan tercinta
#HorasBung.
Untuk sampai ke Dumai, Nindy harus naik kapal dan saya naik bus. Pilihan
saya jatuh kepada Bus Halmahera Royal Eksekutif 2-1. Saya pilih karena ini
bus yang berangkatnya paling malam dan sampainya lebih cepat sedikit dari
bus-bus lainnya.
Selain karena pengen cepat sampai juga
karena siang hari saya masih harus bekerja makanya baru bisa berangkat malam
harinya. Mengingat kemacetan kota Medan makin tidak tertahankan, saya pilih
yang paling malam berangkatnya. Tapi yah harus korban dana sih. Kamu bisa beli
tiket Royal Eksekutif seharga RP.250000. Untungnya saya puas! Tempat duduknya
lebar, busnya bersih, nyaman, aman juga, dan paling enak –ngga banyak
penumpangnya, jadi luwes deh guling sana guling sini hehe.
|
bus halmahera royal eksekutif |
STAYCATION
Berangkat pukul 19.30 WIB dari Medan, macet-macet jambu sampai akhirnya bisa keluar dari Kota Medan dan sampai di
Dumai pukul 06.00 WTD (Waktu Terminal Dumai) hihi. Saya langsung menuju
penginapan karena Nindy sudah menunggu semalaman di penginapan. Nindy nginep di Gand Zuri Hotel Dumai.
Ceritanya jadi anak gahol Dumai sehari. Ciieee..
#sayajantunganliatisidompet
x_x
|
lokasi : jalan sudirman, dumai |
Kata Nindy “manjain diri sedikit
setelah lelah berjuang”. Hhmm...
Buat saya, ke Dumai kali ini seperti nostalgia. Ngga banyak yang berubah
dari kota Dumai. Tapi perkembangan kotanya lumayan, sudah banyak
bangunan-bangunan baru. Ada juga tempat wisata yang lima tahun lalu belum ada, seperti
kawasan eco-Wisata Hutan Bakau Dumai. Nanti saya akan buat review khusus
tentang Hutan Bakau Dumai. Sabar yaa😉
Tujuan kami sebenarnya adalah memenuhi Wedding Invitation dari Mega, dan kami membutuhkan penginapan yang
secara ngga langung juga merupakan ajang kami untuk kabur dari kesumpekan, jadilah Staycation
dan untuk melepas kerinduan dengan kombur
mantap atau sharing session.
Sekarang saya mau cerita sedikit tentang Grand Zuri Hotel Dumai, sebab
ini tempat pertama yang saya singgahi ketika sampai ke kota Dumai yang
merupakan kota pelabuhan yang popular di Riau Timur. Grand Zuri Dumai dapat dicapai dalam waktu
lima menit berkendara dari pelabuhan Ferry Dumai dan 20 menit berkendara dari
bandara Pinangkampai, dari Pekanbaru membutuhkan waktu 5 jam perjalanan dan
dari medan butuh 10-12 jam perjalanan dengan Bus.
Satu jam setelah sampai dihotel, saya dan nindy ke restaurant untuk
sarapan. Seperti hotel-hotel pada umumnya, disini juga free breakfast (sudah include di biaya hotel yang kita bayar
di awal). Ada Pemandangan berbeda dari hotel ini dengan hotel lainnya, para
pengunjungnya banyak yang berpakaian tidak seperti wisatawan tapi seperti
pekerja, mulai dari pebisnis, para engineers yang berseragam khas “anak teknik”
lengkap dengan helmnya , dan rata-rata bule (ada yang dari Jepang, India,
China, Jakarta, timur tengah, dan sebagian lagi orang Indonesia).
|
kolam renang Grand Zuri Hotel Dumai |
Hotel ini juga menawarkan kolam renang outdoor yang besar, pusat kebugaran dan
spa. Wi-Fi gratis di seluruh area hotel. Jadi, buat pengunjung yang kelelahan karena
perjalanan jauh atau karena bekerja dan lainnya, bisa banget memanjakan diri
disini. Saya sih engga, tidur saja sudah cukup membuat organ-organ tubuh saya
merasa dimanjakan, setroong cuy.
|
sayang ngga ada gulingnya,ga ada yang dipeluk😞 |
SHARING SESSION
Bagian hotel yang jadi tempat kita nyantai sambil nikmatin cemilan selain
dikamar, ya di ‘ Pondokan dekat kolam renang’. Suasananya tenang, tapi
kalau malam banyak nyamuk, huhu. Selain berbagi cerita dikamar, saat sarapan,
saat nyantai pondokan dekat kolam renang, kami juga teteup ngobrol ngalor
ngidul sepanjang jalan sudirman di atas becak terbuka, mata kelilipan
jantung gamang juga tidak apa-apa haha.
|
Banana Fritter (pisang keju cokelat) :RP.38.000, Ice Lemon Tea : RP.27.500, Singkong Madu Dumai : RP.26.000 😞 |
|
|
Iya, kami memang sengaja keliling kota di Malam hari naik becak yang ngga
ada penutupnya. Selain biar puas liat sekitar, suasana juga adem, ngga kebayang
lah kalau siang-siang naek becak ini, meleleh. Bapak tukang becak mengantar
kami beli oleh-oleh khas Dumai, aneka macam keripik. Lalu, kami lapar dan pilih
makan bakso tenis. Serius, awalnya aku bayangin bakso tenis ini besar dan
seger, tapi sayangnya yang terasa hanya asin, ukurannya juga jauh dari
espektasi. Hiiks
|
dumai di malam hari | | | | | |
|
Bakso Tenis Dumai |
Selesai beli oleh-oleh dan makan malam, kami balik lagi ke resepsi Mega
di Jalan Tarikat. Pamitan gitu deh. Haru, seneng, rindu, semua jadi satu. Kita
bersyukur bisa jadi saksi momen sakral dan sucinya sahabat kita. Semoga bahagia
selamanya ya Mega dan Bryan.
|
keripik khas Dumai ini Juara, semua orang yang saya bawain oleh-oleh keripik ini bilang "keripiknya enak banget". |
|
Nama
keripiknya beda-beda : maisatun, ika, jumi. Kata ibu yang
jual,namanya berdasarkan nama orang yang buat. Kalo ke Dumai jangan lupa
beli ini pokonya! |
Kita berdua pamit, balik kekamar dan tidur. Selesai untuk hari ini, 5
Agustus 2016. Dumai kota yang menyenangkan. Semoga suatu saat nanti bisa balik lagi ke kota ini. aamiin
0 komentar:
Post a Comment