Kami yang kini terbaring antara Medan-Enim
Tidak bisa menyentuh jemari
Tidak bisa menyentuh jemari
Kami bicara pada-Mu dalam hening di malam sepi
Jika dada penuh mulai mengisi
Kami menangisi keterbatasan diri
Jika dada penuh mulai mengisi
Kami menangisi keterbatasan diri
Kami cuma punya hati berserakan
Tapi kami adalah kepunyaan-Mu
Engkau-lah yang tentukan arah hati berserakan
Tapi kami adalah kepunyaan-Mu
Engkau-lah yang tentukan arah hati berserakan
Bila memang ini ujungnya
Kami tidak tahu, kami tidak bisa lagi berkata-kata
Engkaulah sekarang yang berkata
Kami tidak tahu, kami tidak bisa lagi berkata-kata
Engkaulah sekarang yang berkata
Kami bicara padamu dalam hening malam sepi
Kami bermimpi
Sampai waktu yang masih misteri
Kami bermimpi
Sampai waktu yang masih misteri
Tenangkan, tenangkanlah kami
Satukan, satukan kami dalam satu nyawa baru
Satukan, satukan kami dalam satu nyawa baru
September, 2016
0 komentar:
Post a Comment