#PUISI32 : INSAN PENERKA

Teruntuk seseorang yang jauh disana,
yang kedalaman dan ketulusan rasanya merembes ke sini

Terima kasih!
Terimah kasih untuk do'a yang kau sampaikan kepada Allah-ku.
Do'a tulus yang tak akan sanggup dibeli materi.
Kekuatan yang tak bisa kita pungkiri. Harapan yang tak pernah berhenti. Terima kasih atas segalanya, terutama atas hatimu yang harganya tak terhingga. 

Aku tidak butuh bunga darimu, aku sudah dapat itu dari pekerjaan dan sahabat-sahabatku.
Aku tidak butuh cokelat darimu, aku sudah sering menelannya lewat kerongkonganku.
Aku tidak butuh emas. Cukup fungsi emas sebagai tabungan hartaku.
Aku cuma butuh hatimu, ketulusanmu, kecintaanmu pada Tuhan yang menumbuhkan cinta dihatimu untukku. 

Kita memang belum pernah bertemu.
Kita juga belum bersatu.
Aku mungkin belum layak untukmu.
Tapi hey, kita percaya kekuatan do'a kan?
Itu sudah cukup.

Kamu tidak perlu memberiku apa pun, sungguh aku tidak butuh apa pun darimu, kecuali bait-bait do'a yang terus kau sampaikan kepada Tuhan-ku.
Itu lebih dari cukup.

Terima kasih pendengar malamku.
Lidahku tidak bisa berbicara banyak tentangmu, sebab hatiku tau persis yang berdetak disini adalah namamu.
Semoga Tuhanku mengampuni aku.
Menunjukkan bahwa fitrah ini alamiah bagiku. Juga bagimu.
Ku harap kita tak rusak. 

Biarkan kesemuan ini menjadi ilusi indah. Menjadi generator mimpi untuk kita berdua.
Hingga tiba waktunya.
Yang pasti tak disangka-sangka.
Bukankah kita selama ini juga tak lain adalah insan penerka?

0 komentar:

Post a Comment

 

PAGEVIEWS

FRIENDS