LILIN



             

            Kebahagian terbesar tidak bisa diukur dari seberapa banyak materi yang kita punya, tidak juga di ukur dari sesuatu yang terlihat. Kebahagian terbesar hanya dapat kita rasakan. Sedikit mengutip dari buku berjudul Petuah Pohon karangan Zia Ul Haq tentang filosofi Dihidrogen Monoksida (H2O) yang meski bentuk/wujudnya berubah-ubah (cair/gas/uap) unsurnya tetap sama, yaitu H2O. Jika kita ingin kaitkan dengan kehidupan, bisa kita katakan bahwa seperti apapun kondisi hidup kita, bahagia adalah suatu hal yang pantas kita rasakan. Tergantung bagaimana kita menyikapi hidup.

            Tapi mengapa banyak orang yang harus berkeliling dunia untuk mengejar kebahagiannya? Kenapa bahagia selama ini harus di identikkan dengan materi.?

            Itulah sebabnya banyak orang yang tidak menemukan kebahagiannya. Karena sebenarnya kabahagian itu bisa kita dapatkan jika kita memperbaiki satu organ vital di tubuh kita, hati. Jika hati kita penuh syukur, penuh cinta terhadap sesama, tidak ada iri, dengki dan dendam, aku rasa kita semua bisa setiap hari bahagia. 

            Akhir-akhir ini aku –alhamdulillah- masih merasakan kebahagian setiap harinya, semakin hari semakin bertambah bahagia. Bukan karena aku mendapatkan lebih banyak uang, atau mendapat beasiswa, atau dapat smartphone baru, bukan. Tapi karena aku sadar, Tuhan menghadiahiku teman yang hatinya penuh cinta. Ada disaat aku bahagia, juga tidak pergi di saat aku gundah gulana. Teman-teman yang mau memberikan sedikit ruang dalam hidup mereka untuk jiwaku. Teman-teman yang masih mempercayai kemampuanku disaat aku merangukan kemampuanku sendiri. Teman-teman yang menghidupkan lilin mimpiku dari cahaya lilin mimpi yang mereka punya.

            Ketika ditimpa masalah yang begitu pelik, kadang kita merasa menyerah adalah jalan terbaik. Padahal, tidak pernah ada kebaikan ketika kita menyerah. Penyesalan pasti. Aku sering berbicara dengan jiwaku, memotivasi hati dan pikiranku, mengajak mereka untuk selaras dengan mengatakan “jangan pernah matikan api mimpimu, meredup itu wajar, mungkin ada angin yang sengaja mencuri kobaranmu, tapi jangan biarkan berlama-lama, jangan menyerah karenanya. Tetaplah bertahan untuk terus menyala, hingga angin mengembalikan kobaranmu dan menghemburkan kobaran itu semakin besar. Hanya ketika raga berpisah dengan nyawalah lilinmu boleh mati.”

            Aku menyukai cahaya yang keluar dari lilin. Keindahannya akan semakin bertambah ketika lilin itu hidup di dalam istana cahaya, beramai-ramai memantulkan cahaya. Lilin hanya mampu membangun istana cahaya jika lilin satu yang hidup mau membagikan energinya kepada lilin-lilin lain. Belajar dari lilin, kita jangan pernah mati sebelum berhasil menghidupkan lilin-lilin mimpi lain disekitar kita. Jangan perdulikan seberapa besar ukuran fisik lilin mimpimu. Meski kau kecill, cahayamu bisa abadi karena kau membaginya kepada lilin yang lain.

          Jadilah lilin yang dermawan dalam membagikan api semangat untuk menghidupkan kabhagiaan sejatimu. Labelilah dirimu dengan sebutan lilin pengobar mimpi. Kau hanya akan menjadi lilin yang indah jika lilin lain hidu bersamamu membentuk formasi. Itulah kebahagianmu!


0 komentar:

Post a Comment

 

PAGEVIEWS

FRIENDS