PUNCAK GUNUNG SIBAYAK


          Berdiri di atas tanah yang berbatu, hidung dipenuhi oleh aroma belerang yang nyaris sampai ke bronkus, suasana dingin menusuk hingga ketulang putih dan sudah merembes ke sumsum, ditambah lagi hasrat ingin buang air kecil sedari tadi tak tersalurkan, sempurna. Setidaknya itu yang aku rasakan pagi ini di atas puncak gunung sibayak. Aku bukan pendaki profesional, ku akui aku amat sangat amatiran, ini bahkan pengalaman pertamaku mendaki gunung.

            Benar itu yang aku rasakan, tapi semua sudah dibayar oleh sunrise yang -masyaallah- indahnya. Ternyata pemandangan di sekeliling dan dibawah puncak ini juga sangat-sangat indah menjelang matahari terbit, aku bahkan lupa kalau sekarang aku sedang kedinginan. Ekspresi polos seserang yang baru pertama mendaki terlihat dari balik bola mataku yang tak cukup indah ini.

            Mendaki gunung pinomat gunung sibayak adalah resolusiku di tahun 2014 yang sampai penghujung tahun belum juga terwujud. Namun, tanggal 14 Desember 2014 resolusi ini terjawab. Syukurlah, hari ini aku berhasil pecah telor mendaki gunung. Selamat pagi sibayak, selamat pagi sinabung yang diseberang sana sedang ngebul, selamat pagi tantangan selajutnya yang lebih ekstrim, selamat pagi mimpi-mimpiku, selamat pagi mama yang udah ngizinin aku kesini, Terima Kasih ya Allah Engkau telah menciptakan bumi yang super sempurna ini. Alhamdulillah 


            Ngomong-ngomong, aku punya sajak kecil untuk gunung pertama yang aku kunjungi. Anggap saja ini hadiah untuk sibayak yang sudah sudi menyambutku dengan sangat ramah pagi ini.


Puncak Sibayak
Oleh : Lisa Suryani W

Rinai hujan mengucapkan salam selamat datang
Menyambut, mengiringi, memeluk gerak langkah
Pendaki amatiran

Kala malam menyeramkan menjadi mimpi indah bertabur bintang
Kala kenangan menusuk berulang menyelinap diantar dingin
Seketika puncak menghadiahkan keindahan
Dimana bibir tak henti melantunkan kalimat penuh ketakjuban

Terima kasih Pencipta
Alam ini tidak terkatakan
Puncak Sibayak menyisakan kenangan
Di sini, di hati pendaki amatiran
Semburat kisahnya menyajikan materi kehidupan
Pendaki kecil yang memimpikan puncaknya

Jauh
Jauh sudah berlalu
Kenangan sibayak membelenggu
Megawai-awai mengajak kembali menumpahkan kerinduan padanya
Menjanjikan harapan-harapan
Untuk yang lainnya, puncak yang disana.

Sibayak puncak permulaan
Terima kasih kenangan.






0 komentar:

Post a Comment

 

PAGEVIEWS

FRIENDS