Sekilas hujan terdengar menyeramkan, bukan karena rintik airnya yang meronta-ronta. Tapi, karena gemuruh yang membentak dengan suaranya yang serak. Meski kita tidak pernah tau dimana keberdaan gemuruh itu, kita tidak pernah tau bagaimana rupanya, namun dia berhasil membuat kita segan kepada hujan. Kita terlalu takut pada gemuruh yang entah di mana, padahal kita ingin menikmti hujannya.
Sekilas kita seperti melihat bayangan seseorang yang kita rindukan bersama rintik hujan di tengah tanah lapang hanya karena bau hujan yang terlalu kental oleh kenangan.
Sekilas waktu terasa mati, kenangan dahulu bak menyumbat lubang-lubang kosong di hati. Tunggu, jangan terburu-buru menyimpulkan, atau kau akan kesakitan bilamana hujan melarutkan kenangan yang tadi kau kira sudah menutupi lubang-lubang kosong di hatimu.
Sekilas memori memang menggiurkan untuk dikenang, sekilas memang tak ingin ditinggalkan, seperti hujan yang kita ingin ia tak berhenti. Tanpa kita sadari kenangan tak ubahnya seperti hujan, sama-sama memberi kesejukan, tapi hanya sekilas pandang.
Medan, 15 Januari 2015
Dari lubang yang sekilas tak terlihat,
Lisa Suryani Winangun
Photo by : me
0 komentar:
Post a Comment