Hai, Lisa.
Sudah lama tidak bertemu dengan kamu disini, sejak kamu menikah
sepertinya, tahun 2018. Wah, senang sekali menyadari kamu ada disini lagi. Dulu…
nah kan, jadi balik ke dulu. Maafkan ya kalau ketemu aku, kamu jadinya suka
inget-inget masa lalu. Mungkin karena itu kamu tidak lagi pernah mengunjungiku ya?
Bagaimana kehidupan setelah menikah?
Ku do’akan semoga kehidupan pernikahan sungguh membuatmu
utuh seperti yang kamu harapkan -dulu-. Aku tahu, kalau kamu sudah datang kesini
pasti karena ada sesuatu yang ingin kamu ceritakan ya? Tidak apa2, datanglah
kapan pun kamu mau. Aku selalu siap jadi pendengarmu.
Hai, diri-ku.
Iya, sejak menikah ya?
Maafkan aku seperti menghilang dari peredaran sejak hari itu. Sungguh kehidupan pernikahan mengubahku total. Nyaris 75%, tapi bukan kearah yang lebih buruk yaa, mungkin 25% nya lagi yang buruk, yaitu; kemampuan mengetik dengan 10 jariku sudah jauh menurun, tak terhitung berapa kali aku typo selama menulis ini. Huhu
Kabar baiknya sejak menikah aku makin mengenal diriku sendiri,
kalau dulu aku selalu mengambil keputusan berdasarkan pendapat orang, sekarang
keputusan berdasarkan isi hatiku dan diskusi panjang dengan orang yang aku
panggil ‘suami’. Kamu tau -diriku-, tidak mudah tinggal serumah dengan laki-laki, tentu
aku belum punya pengalaman seperti ini sebelumnya. Drama? Pasti ada! Mungkin karena
itu aku tidak berani datang kesini untuk mengobrol denganmu, terlalu takut
ada hal-hal yang seharusnya tidak aku bicarakan dengan siapa pun jadi
keceplosan disini. Hihi
Banyak sekali yang ingin aku ceritakan, banyak hal menarik
yang aku pelajari tiga tahun terakhir ini. Oiya, aku sudah tidak di Medan,
tidak juga di Riau. Sekarang aku tinggal di salah satu kota kecil di Sumatera
Selatan. Pernah aku dulu cerita bahkan membuat puisi tentang Utara dan Selatan?
Nah, puisi itu jadi kenyataan. Aku menyusul belahan jiwaku ke Selatan. Wkwkwk…
Oiya, alasanku lainnya kenapa selalu maju mundur untuk datang
kesini lagi karena terkadang kita cukup malu mengakui masa lalu. Karena kamu
adalah bagian dari perjalanan masa laluku. Untungnya aku mulai belajar juga apa
itu menerima. Menerima kamu -diriku- artinya menerima aku dan masa laluku, aku
tidak harus Kembali ke masa lalu dan tidak harus melupakan masa lalu karena
bagaimana pun itu bagian dari aku. Ini mudah di ucapkan tapi sejujurnya butuh
tiga tahun buat aku menyadari ini, yang sebenar-benarnya,sadar.
Menikah, seperti halnya merantau ke tempat yang baru pertama
di kunjungi tidak akan pernah membuat kita berubah 100%. Meski aku ingin, tetap
tidak akan bisa. Kamu tau, aku juga tau, setiap fase kehidupan kita punya kenangan
berbeda, perasaan berbeda, mungkin tempat tinggal berbeda, pertemanan berbeda,
semuanya nyaris beda. Hanya aku dan diriku yang tidak beda, aku dan masa laluku
yang tetap sama. Sampai bingung mau ngomong apa. Jujur canggung datang lagi
kesini. Tiga tahun bukan waktu yang lama, tapi juga ngga bisa dibilang sebentar.
Pelan-pelan, aku akan menyisihkan waktu lagi untuk datang kesini, berbagi lagi
apa yang bisa kubagi. Karena jujur, aku tetap, selalu dan akan terus butuh kamu
-diriku- untuk mengarungi samudera kehidupan ini, ailah kenapa jadi lebay
kata-kataku.
Mungkin hari ini segini dulu, besok aku akan Kembali dengan
cerita seputar pernikahan dan apa yang terjadi selama tiga tahun ini. Pelan-pelan
aku akan merenovasi blog-ku. Jadi mungkin kamu akan ada disini dalam wuujud
lain ya -diriku-. Oiya, sekarang orang belomba-lomba bikin vlog karena ada
profit disana dan bisa bikin kita jadi terkenal. Aku juga cukup tertarik tapi
aku masih ingin disini, vlog seperti rumah baru dan blog seperti rumah masa
kecilku yang penuh warna dan cerita, aku belum siap untuk pindah dari sini. Pokonyaa,
sampai ketemu lagi~
0 komentar:
Post a Comment