Teruntuk kamu yang membaca suratku ;
Tawamu adalah bahagiaku. . .
Mendengar suara riangmu adalah obat bagi penatku. Do'aku selalu terpanjat agar bisa terus mendengar riang hangat yang tercuat dari bibirmu. Tawamu meluruhkan seluruh peluh yang disembunyikan penat. Melihat bahagia dan tawa itu adalah mimpi yang tak pernah berhenti kupanjatkan pada Rabb-ku yang Maha memilikimu.
Meski Engkau entah dimana, entah serupa apa, entah akan bagaimana saat menatap mataku nantinya. Hatiku akan tau siapa -kamu- yang aku tuju.
Kamu adalah awal bagi seluruh keajaiban yang aku alami.
Tawamu adalah inspirasi.
Tawamu adalah obat sepi.
Tawamu adalah kebahagiaan hati.
Tawamu adalah suara yang ku harap tak pernah berhenti bernyanyi di gendang telingaku nanti.
Tawamu adalah inspirasi.
Tawamu adalah obat sepi.
Tawamu adalah kebahagiaan hati.
Tawamu adalah suara yang ku harap tak pernah berhenti bernyanyi di gendang telingaku nanti.
Terima kasih untuk tawamu malam ini. Tetaplah sehat dan semangat meski aku tak kunjung terlihat. Tetaplah tertawa, cinta. Tiada hadiah paling berharga bagi hariku selain mendengarmu bahagia disana.
Sayang, aku mencintaimu. Sangat mencintaimu. Tertawalah untukku meski aku tau aku tak berbakat seperti sri mulat. Tertawalah sebagai pertanda bahwa kamu bahagia, sayang.
Sekali lagi, meski hidup terasa menghempasmu, meski kau tak kunjung melihatku, mengenalku. Tetaplah tertawa untukku. Tetaplah bahagia untukku.
Karena bahagiamu adalah bahagiaku!
Karena bahagiamu adalah bahagiaku!
~Dari orang yang selalu mengharap senyum dan bahagiamu.
September, 2016.
0 komentar:
Post a Comment