"A sad soul can kill you quicker than a germ." -John Steinback
Pernahkah suatu masa atau suatu ketika kamu merasa
bahwa kamu adalah orang yang tidak berguna?
Apa yang kamu lakukan sepertinya selalu salah, kau
tidak pernah lebih baik dari orang-orang di luar sana sampai kamu lelah dan
memilih untuk tidak melakukan apapun. Bukankah itu masa yang sulit?
Aku juga pernah mengalami itu -_-
Kabar buruknya, jika kita juga mulai memilih untuk
berhenti mencari pengusir perasaan-perasaan tersebut, tamatlah riwayat kita. Kita
akan berlarut-larut dalam penyesalan dan menyalahkan diri sendiri. Tentu hal
itu juga memungkin timbulnya depresi pada diri kita, bahkan sampai tingkat yang
terparah yaitu munculnya keinginan untuk bunuh diri.
Untuk kamu yang mungkin sekarang sedang merasakan
itu atau suatu saat kamu bertemu dengan perasaan seperti itu, mungkin kamu bisa
lakukan beberapa hal berikut :
1. Go Outside
Pergilah
keluar, lihat orang-orang disekitarmu : pengemis, pengamen, tukag sapu jalanan,
bapak tua tukang parkir, kakek-kakek pengemudi becak dayung, karyawan yang baru
pulang bekerja setelah senja tiba ditambah lagi terjebak kemacetan kota, supir
angkot yang seharian harus duduk mengendalikan mobil butut dan panas, ibu-ibu
yang mengantar atau menjemput anaknya pulang sekolah dan momen apa pun yang
bisa mengusik nuranimu. Mungkin setiap hari kita melihat ini, tapi kita abai. Coba
sesekali lihat dan rasakan pakai hati, pakai nurani. Lalu, bertanyalah pada
dirimu sendiri “pantaskah aku menyerah dan merasa tidak berguna?”.
Bahkan
pengemis dan orang dengan disabilitas pun ada gunanya kalau kita mau berpikir
lebih positif. Apa gunanya?
Menyadarkanmu! Menyadarkanku!
Bahwa hidup ini terlalu berharga jika kita gunakan
untuk mengeluh, menyerah, menyalahkan keadaan, menyalahkan lingkungan, depresi
apalagi sampai bunuh diri. Keluarlah, lihatlah apa pun dengan mata hatimu
sehingga kamu punya banyak alasan untuk lebih bersyukur atas hidupmu yang sekarang.
Lalu berjuanglah lagi. Tidak pernah ada kata terlambat selama nyawamu masih
bersemayam di badan.
2. Belajar
bersyukur
Setelah
kamu melihat keluar, melihat dengan berbagai sudut pandang yang mengalihkanmu
dari satu titik fokus yang membuatmu sedih dan tertekan, sekarang waktunya
belajar bersyukur. Diluar sana banyak orang yang hidupnya jauh lebih sulit dari
hidupmu, bukan?
Cara
paling sederhana untuk membahagiakan hati adalah dengan bersyukur, kawan. Bersedia
menyukuri apa yan gada pada dirimu, berarti kamu bersedia menerima kaenyataan
terburuk sekalipun. Dengan demikian kamu akan berhenti membanding-bandingkan
nikmatmu dengan kenikmatan yang dimiliki orang lain yang lebih darimu.
3. Rajin memberi
Mungkin
selama ini kita merasa sangat bahagia jika ada orang yang memberikan sesuatu
atau pertolongan untuk kita. Sesekali tentu saja boleh bahagia dengan pemberian
orang lain. Namun, jangan sampai terlena sehingga kamu lupa melakukan hal yang
sama dengan orang lain. Makin kamu berbuat baik, karakter etis dalam dirimu
makin terbentuk. Makin kamu banyak memberi, Tuhan akan memberikan yang lebih
banyak untukmu. Makin kamu membahagiakan banyak orang, kamu juga akan merasakan
kebahagiaan yang berlipat. Tuhan juga akan memberimu keberkahan. Apalagi yang
lebih indah dari hidup yang diberkahi?
4. Bergaul
Berkumpulah
dengan teman-teman seperjuanganmu. Tukarkan pikiran-pikiran yang menyumpal di
benakmu. Ungkapkan masalah yang tidak bisa kamu selesaikan. Ceritakan pada
mereka yang kamu percaya, yang pasti menginginkan kebaikan untukmu. Terkadang,
kamu tidak bisa mengatasi sesuatu seorang diri. Teman-temanmu, keluargamu,
orang-orang yang mencintaimu akan membujukmu untuk keluar dari kesedihan dan
keterpurukan. Makin banyak kamu mengenal orang, makin banyak pula cerita
kehidupan yang bisa kamu dengar. So, you are not lonely, man.
5. Optimis
Buat
aku, optimisme menentukan kebahagiaan. Ketika kita tidak yakin akan diri kita,
target yang akan kita capai akan menjadi samar. Semangat yang kita miliki akan
padam, tekad kita juga melemah dan pikiran kita mudah frustasi sehingga apa
yang kita jalani terasa sulit dan menjemukan. Itu yang terkadang membuat kita
tidak memperoleh hasil yang mkasimal.
6. Berani
mengaku salah
Tidak
orang yang benar-benar bisa merasa bahagia selama ia masih bersembunyi di balik
kesalahannya sendiri. kesalahan ibarat dosa yang akan membuntuti kemanapun
pelakunya pergi selama si pelaku tidak memohon ampun atas dosa-dosanya.
Menyimpan
kesalahan ibarat menyimpan bangkai yang suatu saat akan tercium baunya. Makin kamu takut mengaku
salah, makin banyak pula ketakutan-ketakutan yang kamu hadapi nantinya. Pikirkan,
bagaimana mungkin kamu akan merasa bahagia jika ketakuta-ketakutan terus
membayangimu?
7. Bersedia
memaafkan kesalahan
Tidak
ada manusia yang tidak pernah melakukan kesalahan. Tadi pagi saya baru merasa
bahwa kalimat itu sangat benar setelah itu disampaikan oleh orang yang sangat
saya cintai. Jangan pelit memberi maaf, apalagi memaafkan dirimu sendiri. Dear, kata maaf ibarat air yang
memadamkan kobaran api, ibarat air yang membersihkan debu, ibarat air yang
memberikan kesuburan pada tanah tandus.
Maafkan
orang lain, biarkan Tuhan melakukan haknya. Karena yang berhak menghukum
hanyalah Tuhan, Dia-lah sebaik-baiknya hakim dan penghukum. Dan ketika kamu
melakukan kesalahan pada dirimu sendiri, hukumlah dirimu dengan melakukan sesuatu
sebaik-baiknya.
Keep Shining and Happy, Sunshine ;)
0 komentar:
Post a Comment