Saya kembali lagi ke blog yang hampir usang ini. Yaaa, setelah menjalani berbagi kegiatan yang buat saya keliatan sok sibuk dan setelah saya berjuang melawan Dengue Syok Sindrom (DSS) yang hampir merenggut nyawa saya.
Baiklah, kita lupakan rasa sakit. Sekarang saya ingin throwback perjalanan wisata sehari di kampung nipah, serdang bedagai, Sumatera Utara.
Bulan september yang lalu, saya dan sahabat saya (Laila) merasa sedikit penat dengan kegiatan yang menguras tenaga dan pikiran. Lalu, laila nemuin info #onedaytripwisatahutanmangrove di serdang bedagai, salah satu daerah yang tidak terlalu jauh dari kota Medan. Jadilah kami mendaftar wisata yang ditaja oleh Travelling Medan atau Pariwisata Sumut ini.
Perjalanannya sekitar 1 jam dari Medan. Kami cukup membayar RP100.000,- saja. Di sana, kami bisa menikmati berbagai hal, mulai dari pemandangan yang serba hijau, menanam mangrove bersama para nelayan di sekitar kampung nipah, dapet ilmu tentang mangrove juga disana, menikmati berbagai seafood yang swueper enak (dijamin puas) lengkap dengan buah-buah segarnya, pantainya bagus buat di photo2, banyak kerambah dan kami diajak mencari kerang, nelayannya juga ramah-ramah. Pokonya, recommended buat kalian yang pengen jalan-jalan sehari sebagai pelarian dari kepenatan dan polusi kota.
Ada beberapa hal yang masih saya ingat selama disana, kata pak Trisno (guide kami, seorang aktifis lingkungan yang berusaha membudidayakan mangrove di kampung nipah) tahun 80'an mangrove disana masih sangat bagus. Tapi kemudian diambil alih oleh pihak asing hingga terjadi abrasi. Tahun 90'an, para aktifis lingkungan disana mulai melakukan rehabilitasi mangrove. Melibatkan nelayan-nelayan setempat. Anggotanya ada 70 Kepala Keluarga(KK).
Beliau menjelaskan kepada kami mengenai mangrove, beliau katakan bahwa mangrove adalah kawasan hutan kalau pasang tergenang air kalau surut kering. Hidup di muara pantai. Fungsinya bisa dilihat dari berbagai aspek. Secara ekologis mangrove berfungsi sebagai tempat berpijak biota laut, akarnya bisa menghasilkan zat yang bisa membunuh mikroorganisme yg tidak baik. Secara fisik, mangrove bisa mencegah abrasi. Secara ekonomi, hutan mangrove bisa jadi tempat wisata. Buah mangrove bisa diolah jadi makanan. Bisa dibuat kerupuk (dikenal dengan nama jeruju), bisa juga digunakan untuk obat-obatan (akar dan daun serta batangnya). Kerupuk mangrove wuenak, rek. Saya kebetulan beli beberapa bungkus sebagai oleh-oleh dari sana.
Pak Trisno juga jelasin beberapa hal tentang pola hidup mangrove. Tapi maaf banget, saya ga bisa inget detailnya. Maklum, udah beberapa bulan yang lalu. Cuma dibawah ini yang saya inget.
Kalo jenis avecenia, terdiri dari marina dan alba (sebagai garda depan untuk mencegah abrasi pantai). Rhizopora(bakau merah), terdiri dari mikronata(daun lebar) dan stelosa. Rhizopora memiliki akar tunggang. Terus ada Burgera (mata buaya), ghineroza (pengganti nasi, karnohidratnya tinggi). Terus ada yang namanya Nipah (ini agak jauh dari daratan).
Pola tumbuh mangrove sendiri bisa ditanam langsung atau dibibitkan. Kontribusi pemerintah sejauh ini sih belum ada terlihat, hanya mendorong saja kegiatan pelestarian ini. Kalo soal pengunjung, pak trisno akui Alhamdulillah, meningkat terus, 1 bulan bisa 300-500 orang.
Oya, Pak Trisno juga bilang kalo tahun 90'an pernah terjadi abrasi, kepiting bakau jadi punah. Beliau sangat menyayangkan, Pemerintah kurang perhatian terhadap wisata mangrove ini.
Kita cuma bisa berharap dan berusaha sekuat tenaga, supaya mangrove dan ekosistemnya tetap eksis selamanya. Jangan sampe ada lagi deh yang punah yaaa :(
Kita jangan bisanya cuma ngeluh tapi ga berusaha merubah keadaan. Kita datang ke kampung nipah, kita tanam mangrove disana. Mudah-mudahan, kontribusi kita yang kecil itu bisa berperan besar terhadap kelestarian hutan mangrove, ya kan?
Kita untung bisa refreshing, penduduk disana terbantu dengan kontribusi kita yang ga seberapa itu.
Oya, sampe lupa. Hari ini hari Pohon Sedunia. Ada sedikit pesan dari om Jose Marti buat kita semua, "Setiap orang setidaknya harus menanam sebatang pohon, memiliki anak, atau menulis sebuah buku. Ketiga hal tersebut akan melampaui batas usia kita, memastikan bahwa kita tetap dikenang." Tanam pohon yuukkk...Salam lestari :)
Hhmm....
Terakhir, saya pribadi pengen ngucapin makasiiihhhh bangeeett buat traveling medan yang udah jadi fasilitator buat jalan-jalan kita. Sukses terus buat Traveling Medan dan Pariwisata Sumut!!!
Do'ain kita bisa ikutan trip selanjutnya yang lebih keren yaaa :)
See you good people...
Traveling Medan ini yaa
Welcome to Kampung Nipah
Menanam pohon mangrove bersama
My tree's ID
Pasir putih
Maaf blocking :p
Bersama Traveling Medan Com
Lestarikan Mangrove Kalbar ..
ReplyDeletehttps://posmusica.wordpress.com/2017/11/02/wisata-mangrove-mangroves-for-borneo/