Hai
How are you?
I already miss u, no no no, not already. I,,,so damn
miss u!
Well, i’m sorry. For long time no see.
Aku baru
sadar, aku bener-bener ga tau gimana ngejelasinnya. Aku Cuma ngerasa bersalah
sama kamu. Aku tau, mungkin aku terlalu sibuk sampai rela mengabaikanmu. Bahkan
membiarkanmu nyaris usang. Tapi ada hal yang harus kamu tau, ditengah-tengah
kesibukan yang membelengguku, aku selalu memikirkanmu. Memikirkan tentang –kapan
bisa menghabiskan waktu untuk mengotak-atik- mu seperti dulu. Berbagi setiap
rasaku di halamanmu, entah itu melalui puisi, cerita (yang ga pernah jelas itu
cepen, cerbung, prosa, gurindam atau apa), dan kalimat-kalimat motivasi –hasil dari
frustasi dan menyemangati diriku sendiri-.
Hari ini
aku baru saja menyesaikan ujian akhir semester empat. Ya, kamu benar, aku sudah
cukup jauh melangkah meski hingga saat ini aku belum juga menyadari hal itu. Oh
yaa, aku ingat. Kau pernah meneriakiku “pecundang” kan? (apalagi kalau bukan
karena aku berjanji dan mengingkarinya, lalu berjanji lagi dan aku ingkari
lagi) sejak SMA, sejak pertama aku mengenalmu, aku selalu berjanji selalu
bersamamu, menceritakan setiap hal-sekecil apapun itu-. Tapi, selalu
megingkarinya. Kamu benar, sudah hampir lima tahun kita bersama. Sudah tak
terhitung berapa kali aku mengganti template-mu. And hey, sekarang adalah
template yang cukup membuatku nyaman dan paling lama bertahan(aku rasa).
Aku juga
ingat. Waktu memasuki awal semester empat aku berjanji padamu,seperti yang aku
lakukan di awal semester tiga. Dan, maafkan akuuu... aku kembali
mengingkarinya, aku menyesal persis sama ketika semester tiga berakhir. Padahal
sudah sangat banyak yang kau berikan untukku. Yaa, tentu saja kau boleh
menghitungnya, atau biarkan aku yang mengingat apa saja yang sudah kau berikan
untukku?
1. Kau memberiku
uang. Uang yang pertama kali aku dapatkan atas kerjasama kita berdua. Jumlahnya
lumayan untuk hasil dari sebuah
pengalaman pertama. Hingga saat ini aku masih menyimpannya.
2. Kau memberiku
harapan. Setiap kali melihatmu, kau seperti berbisik “pergilah, pergilah
kedunia luar. Ada banyak sekali yang bisa kau lihat. Setelah kau pergi dan
melihat semua itu, jangan lupa untuk menceritakannya padaku. Mintalah bantuan
kepada sesepuhmu. Yaa, siapa itu yang sering kau sebut-sebut sebagai cinta
pertamamu? Yup, Andrea Hirata. Kemudian kau bisa meminta bantuan Tere Liye,
Suzanne Collin, atau bahkan JK Rowling. Mintalah mereka untuk mengasahmu,
menajamkan darah imajinasimu agar bisa seperti mereka. Pergilah”
3.
Kau memberiku kenyamanan, setidaknya kau selalu ada di saat kapanpun aku membutuhkanmu, melebihi temanku yang bernyawa. Benar, kau memang tidak bersuara. Tapi, kau membantuku menemukan suara hatiku.
Kau memberiku kenyamanan, setidaknya kau selalu ada di saat kapanpun aku membutuhkanmu, melebihi temanku yang bernyawa. Benar, kau memang tidak bersuara. Tapi, kau membantuku menemukan suara hatiku.
Terima
kasih untuk selalu ada didekatku, tak peduli seberapa marahnya kau kepadaku. Aku
akan menebus semua itu. Semua yang sudah terlewatkan akan aku ceritakan
kepadamu, semua yang aku alami selama
semester empat akan aku ceritakan di musim liburan kali ini. Aku janji (dan
tidak akan ku ingkari lagi, janji!)
Terima
kasih blog-ku, tetaplah ada di dekatku, meski tak ada satu orang pun ada di
sisiku. Kau lebih dari orang yang bernyawa bagiku. Sampai jumpa di
hari-harimu yang akan kubuat gaduh
Good Night,
sweetheart :*
0 komentar:
Post a Comment